Minggu, 13 Januari 2013



Jakarta - Belum apa-apa industri Malaysia sudah tertarik dengan teknologi bahan bakar yang dikembangkan oleh SMKN 2 Langsa Aceh. Karena teknologi ini sifatnya open source, Malaysia bisa mengembangkannya juga.

"Saya sudah mendapat undangan dari Kadin Malaysia untuk mempresentasikan alat ini di Kuala Lumpur dan mungkin mereka tertarik mengembangkan alat ini di sana," ujar Kepala Sekolah SMK 2 Langsa Aceh Makmur Lingga di kantor detikcom, Jalan Warung Buncit, Jakarta, Jumat (10/2/2012).

Rencananya minggu depan Makmur akan berkunjung ke Kuala Lumpur. Namun yang masih mengganjal di benak Makmur adalah keinginan agar pihak yang mengembangkan teknologi bahan bakar air ini adalah pemerintah Indonesia sendiri sehingga bisa diterapkan di Indonesia.

"Harapan terbesar saya adalah bagaimana supaya kami bisa segera mentransfer teknologi yang kami kembangkan di SMKN2 Langsa ini ke seluruh SMK Teknlogi yang di Indonesia dalam waktu dekat. Hal ini perlu dilakukan supaya pemerintah bisa terbantu dalam mengurangi masalah BBM," ujarnya.

Siswa-siswi SMK 2 Langsa, Aceh, berhasil membuat alat yang mampu mengubah air jadi bahan bakar kendaraan. Dengan alat ini, kendaraan mampu menghemat bensin atau solar yang dipakainya. Kendaraan pun akan lebih ramah lingkungan. Malaysia rupanya tertarik untuk mematenkan alat bernama WaVe++SMK itu.

Malaysia Ingin Patenkan Karya Siswa SMK 2 Langsa

"Saya ada undangan dari Kadin di Malaysia. Mereka katanya berminat mengembangkan dan mengambil hak paten alat ini," ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Langsa, Makmur Lingga, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (9/2/2012).

Pihak Malaysia mendengar keberadaan alat tersebut dari alumnus SMKN 2 Langsa yang kebetulan bekerja di Negeri Jiran itu. Rencananya Makmur akan bertolak ke Malaysia untuk mempresentasikan alat tersebut pada Senin mendatang.

"Kita juga berencana mempresentasikan ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Indonesia," tambah Makmur.

Ditegaskan dia, WaVe++SMK itu bukanlah prototype, melainkan sudah benar-benar menjadi barang. Jika ada dukungan dari pemerintah, maka bisa dikembangkan dan diproduksi secara massal.

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan SMKN 2 Langsa bekerja sama dengan Green Energy Institute. Pihak sekolah juga menggandeng perusahaan Pronto Engineering.

"Ini masih belum 100 persen air, baru sekitar 50 persen. Air masih belum jadi bahan bakar langsung. Ke depannya kami ingin mengembangkan bisa air 100 persen jadi bahan bakarnya," tutur Makmur.

WaVe++SMK terdiri dari 5 komponen yakni generator gas, filter, kontrol elektrik, tangki air, dan pengaturan tegangan. Bahan-bahan utama pembuat alat itu adalah stainless steel. Menurut Makmur, dengan 600 ml air bersih bisa digunakan kendaraan roda empat dan bahkan lebih untuk melaju hingga daya tempuh 2.000 km. Ketika air habis, bisa diisi dengan air biasa.

"Masih tetap menggunakan bensin atau solar, tapi pemakaiannya jadi lebih irit. Selain itu memperbaiki emisi mesin sehingga jadi ramah lingkungan. Bisa membantu mengurangi emisi 20-60 persen," jelas Makmur.

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar